Minggu, 23 Maret 2014

Insiden MH370 (8 Maret 2014)





Malaysia Airlines Flight 370 (MH370) adalah penerbangan penumpang internasional yang dinyatakan hilang. Pesawat ini adalah jenis Boeing 777-200ER dengan 227 penumpang dan 12 awak kabin.



Penerbangan 370 berangkat dari Kuala Lumpur, Malaysia, pukul 00:41 tanggal 8 Maret 2014 (MST; UTC+8) dan menempuh penerbangan terjadwal selama enam jam menuju Beijing, China. Pusat Kendali Lalu Lintas Udara Subang kehilangan kontak dengan pesawat ini sekitar pukul 01:22 ketika pesawat berada di atas Teluk Thailand dan melaporkan kehilangan tersebut kepada pihak Malaysia Airlines pada pukul 02:40.
Laksamana Angkatan Laut Vietnam Ngo Van Phat menyatakan kepada harian Tuổi Trẻ bahwa pesawat tersebut jatuh dan upaya pencarian dan penyelamatan gabungan sedang dilakukan oleh otoritas Vietnam, Malaysia, dan Cina.
Hingga saat ini masih dilakukan pencarian oleh beberapa negara terkait Malaysia & China, dibantu oleh beberapa negara lain seperti Indonesia, Australia, Singapura, Thailand, Vietnam, Amerika Serikat, Filipina, Jepang dan Korea Selatan.
Boeing 777 yang hilang ini sebelumnya pernah terlibat tabrakan di darat dengan Airbus A340-600 China Eastern Airways di Bandar Udara Internasional Pudong Shanghai di Shanghai, Cina, pada tanggal 9 Agustus 2012. Ujung sayapnya patah dan tidak ada korban luka.

Pesawat

Boeing 777 dengan nomor registrasi 9M-MRO dikirimkan ke Malaysia Airlines tanggal 31 Mei 2002. Pesawat ini dilengkapi dua mesin Rolls-Royce Trent 1000. Menurut pihak maskapai, pesawat ini mempunyai catatan terbang selama 20.243 jam dalam 3.023 penerbangan.
Insiden ini merupakan peristiwa kehilangan badan (hull loss) Boeing 777 ke-4. Insiden sebelumnya adalah Asiana Airlines Penerbangan 214 yang menewaskan tiga orang.

Insiden

Pesawat ini lepas landas dari Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur pukul 00:41 waktu Malaysia (16:41, 7 Maret UTC) dan terakhir terlihat di radar ATC di 6°55′15″LU 103°34′43″BT (sekitar 110 km di timur laut utara Kuala Terengganu, Malaysia) dan kehilangan komunikasi serta sinyal transponder GPS tepat sebelum memasuki radar Pusat Pengendali Wilayah Ho Chi Minh.
The Aviation Herald melaporkan bahwa Pengendali Lalu Lintas Udara Subang kehilangan kontak dengan pesawat ini pukul 01:22 dan memberitahu kehilangan ini secara resmi kepada Malaysia Airlines pukul 02:40. Malaysia Airlines mengeluarkan pernyataan media bahwa kontak hilang pukul 02:40 ketika pesawat kira-kira berada 120 mil laut di sebelah timur Kota Bharu di Laut Cina Selatan, tepatnya di perbatasan ruang udara Malaysia dan Vietnam. Pesawat Boeing 777-2H6ER tersebut tidak mengirimkan sinyal darurat, indikasi cuaca buruk, atau masalah teknis sebelum menghilang dari layar radar. Penerbangan ini dijadwalkan mendarat di Bandar Udara Internasional Beijing pukul 06:30. Pada waktu kehilangannya, pesawat ini mengangkut bahan bakar yang cukup untuk terbang lebih jauh selama 7,5 jam.
Kantor berita Xinhua melaporkan bahwa sinyal radar dan kontak dengan pesawat hilang di atas ruang udara Vietnam di wilayah kendali lalu lintas udara Ho Chi Minh. Pihak berwenang di Cina dan Thailand telah memberitahu otoritas Malaysia bahwa pesawat tersebut belum memasuki ruang udara mereka.
Menurut Laksamana Ngo Van Phat dari Angkatan Laut Rakyat Vietnam, radar militer kehilangan pesawat ini 153 mil laut (300 km) di selatan Thổ Chu di Teluk Thailand. Pemerintah Vietnam awalnya melaporkan bahwa pesawat tersebut jatuh di laut di Teluk Thailand. Klaim tersebut dibantah oleh pihak maskapai penerbangan. Klaim mengenai lokasi pesawat oleh AL Vietnam juga dibantah oleh Menteri Transportasi Malaysia, Hishammuddin Hussein. AL Vietnam kemudian mengklarifikasi bahwa Laksamana Ngo Van Phat mengacu pada lokasi kehilangan kontak, bukan situs kecelakaan.
Ada indikasi pesawat dibajak, hal ini semakin kuat oleh pernyataan Najib Razak, selaku Perdana Menteri Malaysia, menyatakan bahwa pesawat Boeing 777-200ER milik maskapai Malaysian Airlines sengaja dibelokkan dan  dimatikan radar transponder-nya.
Menurut data yang ditangkap radar militer Malaysia setelah menghilang dari radar sipil, diketahui MH370 berada di waypoint yang bernama IGARI pada Sabtu (8/3/2014), pukul 01:21 pagi waktu Malaysia. Waypoint IGARI sendiri berada di radial 059 derajat dari radar VOR Kota Bharu. Setelah itu, MH370 bergerak ke arah barat menuju waypoint VAMPI yang berada di Selat Malaka, atau timur laut Banda Aceh, Indonesia tanpa terdeteksi radar sipil. Setelah mencapai titik VAMPI, MH370 berbelok sedikit ke timur laut menuju waypoint GIVAL yang berada di selatan Phuket, Thailand, lalu terbang ke arah barat laut menuju waypoint IGREX yang berada di tengah laut Andaman. Radar militer Malaysia kemudian tidak bisa menjejak lagi kemana MH370 pergi. Dari waypoint IGREX, terdapat rute airways P628 yang sering digunakan oleh pilot untuk terbang dari wilayah Asia Tenggara menuju Timur Tengah atau Eropa.Dari pemilihan jalur seperti dijelaskan di atas, bisa disimpulkan bahwa siapa saja yang membelokkan penerbangan MH370 adalah orang yang memiliki pengetahuan yang cukup.

Setelah dinyatakan hilang selama 16 hari (8 sampai 24 Maret), pencarian pesawat Malaysia Airlines MH370 mulai menemui titik terang pada Senin (24/3). Perdana Menteri (PM) Malaysia Najib Razak mengatakan, pesawat tersebut jatuh di selatan Samudera Hindia, sekitar 2.000 Km dari Perth, Australia. Dan menyatakan Tidak Ada penumpang dan crew yang selamat

Penumpang dan awak

Menurut Malaysia Airlines, kapten pilot penerbangan MH370, Zaharie Ahmad Shah, adalah warga Malaysia berusia 53 tahun yang memiliki pengalaman terbang selama 18.365 jam dan bergabung dengan perusahaan pada tahun 1981. Ko-pilotnya, Fariq Ab Hamid, juga merupakan warga Malaysia berusia 27 tahun dengan pengalaman terbang selama 2.763 jam sejak bergabung pada tahun 2007.
Malaysia Airlines merilis kebangsaan 227 penumpang di dalamnya, yang terdiri dari 222 dewasa, 3 anak-anak dan 2 bayi. Ke-12 awak kabin adalah warga Malaysia.

Sumber : Wikipedia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar